BUTON, KOMPAS.com - Birunya lautan Kabupaten Buton ternyata menyimpan potensi wisata bahari yang sama cantiknya dengan Wakatobi. Bahkan, di beberapa sisi, Kabupaten Buton yang berada di Sulawesi Tenggara memiliki keunggulan tersendiri.
Menurut Bupati Buton Umar Abdul Samiun, Wakatobi mulanya memang bagian dari Kabupaten Buton yang kemudian mengalami pemekaran menjadi kabupaten sendiri. Kabupaten Buton mengalami pemekaran hingga saat ini menjadi 4 kabupaten/kota yaitu Kota Bau-Bau, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Bombana.
"Wakatobi sebenarnya bagian terkecil dari Kabupaten Buton. Hanya saja Wakatobi pandai mengekspos. Ini memicu kami untuk mengambil langkah supaya potensi Buton terekspos," ungkap Umar yang baru menjabat jadi bupati selama dua bulan saat ditemui di Desa Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Jumat (30/11/2012) malam.
Ia menambahkan Wakatobi daya tariknya memang berada di karang-karang laut yang cantik. Namun Buton pun memiliki karang yang tak kalah cantinya. Pihaknya pun berinisiatif mengundang 11 orang penyelam.
"Tanggal 4 nanti, 11 orang penyelam kami undang. Mereka akan melakukan penyelaman selama 2 bulan untuk melihat potensi kekayaan laut Buton. Mereka akan menyelam dari Teluk Pasar Wajo, Wabula, sampai Tanjung Pemali," ujarnya.
Sebelumnya ia juga mengatakan bahwa berdasarkan beberapa penelitian, spesies biota laut di Buton lebih banyak daripada Wakatobi. Ia mengatakan Wakatobi lebih banyak menonjolkan koral. Bahkan, lanjutnya, beberapa operator diving di Wakatobi menjual paket diving di Buton.
"Jadi tamu diajak menyelamnya di sini, di perairan sekitar Teluk Wabula. Jaraknya memang hanya beberapa jam, sekitar 1,5 jam dengan jetfoil," katanya.
Walaupun rata-rata 3-4 jam menuju Wakatobi dengan kapal cepat. Selain itu, spesies ikan yang sering dipromosikan diving operator Wakatobi, banyak pula terdapat di perairan Buton. Daya tarik Buton yang unggul lainnya adalah banyaknya kampung adat di Buton. Buton terdapat empat suku besar.
"Kampung-kampung adat ini bisa dikembangkan untuk pariwisata. Seperti Desa Wabula, akan dikembangkan seperti desa wisata," kata Umar.
Ia berencana menjadikan Desa Wabula sebagai ujung tombak pariwisata. Desa ini memiliki adat yang masih kental, pun aneka kesenian tradisional yang masih lestari. Namun di satu sisi, sangat ramah dengan pendatang.
"Di Buton juga ada Kampung Bajo, jumlahnya lebih banyak daripada Wakatobi," tuturnya.
Hanya saja, jika dibandingkan Wakatobi, ia mengakui secara infrastruktur pariwisata, Buton masih perlu banyak pengembangan. Seperti tidak adanya tur operator maupun operator diving di Buton.
"Hotel baru sekelas melati, baru ada tiga. Kira-kira total 60 kamar. Kalau sewa mobil sudah ada," tambah Umar.
Anda sedang membaca artikel tentang
Obyek Wisata di Buton Tak Kalah dengan Wakatobi
Dengan url
http://inadequatechildnutrition.blogspot.com/2012/11/obyek-wisata-di-buton-tak-kalah-dengan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Obyek Wisata di Buton Tak Kalah dengan Wakatobi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Obyek Wisata di Buton Tak Kalah dengan Wakatobi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar