Marawiah, Nenek Perkasa Asal Polewali Mandar

Written By bopuluh on Sabtu, 22 Desember 2012 | 21.05

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Seorang perempuan berusia lanjut di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Marawiah harus berjuang menghidupi seorang anak dan empat cucunya dengan cara berjualan ikan dan sayur sambil berjalan kaki belasan kilometer menyusuri lorong dan gang jalan. Nenek berusia 74 tahun ini menyusuri Kota Polewali Mandar dan Binuang untuk menyambangi pelanggan-pelanggan setianya. Pendapatannya yang tak lebih dari Rp 30 ribu pe rhari disisipkan untuk membayar cicilan utang dan membeli beras untuk anak dan cucnya.

Kendati sudah lanjut usia, Marawiah tergolong perempuan perkasa. Setiap subuh sebelum semua orang terjaga dari tidurnya, Marawiah sudah harus berjalan kaki belasan kilometer dari rumahnya di Kecamatan Binuang menuju Pasar Baru di Kota Polewali Mandar. Seusai membeli barang dagangan berupa ikan dan sayur-mayur di pasar tersebut, dia kemudian memikul barang dagangannya sambil berjalan kaki menyusuri jalan-jalan, lorong dan gang-gang di kota Polewali Mandar dan Kecamatan Binuang.

"Saya harus bangun pagi-pagi menyambangi pelanggan saya. Kalau terlambat, pedagang ikan yang pakai motor sudah duluan mendatangi pelanggan saya," ujar Marwiyah kepada Kompas.com, Sabtu (22/12/2012). Dia mengaku harus bersaing mencari pelanggan meski hanya berjalan kaki memikul jualannya.

Dengan beralas kaki berupa sandal jepit lusuh yang setia menemaninya, sang nenek seolah tak peduli panas terik matahari yang membakar kulit. Marawiah berharap hasil peras keringat yang dikumpulkannya setiap hari, bisa disisipkan untuk membayar uang pinjaman usaha. Sisanya baru bisa dipakai untuk membeli beras dan lauk pauk.

Kebiasaan sang nenek berjalan kaki hingga belasan kilometer sejak bertahun-tahun ini, rupanya menjadi resep hidup sehat dan panjang umur bagi dia. Marwiyah justru baru merasakan badannya pegal-pegal jika seharian tak digerakkan.

Selain perkasa, Marawiah tergolong ibu yang gigih dan ulet dalam menjalani kehidupan. Meski pendapatannya hanya cukup untuk makan sehari bagi anak dan empat cucunya, Marwiyah tak pernah mengeluh, apalagi menggantungkan hidup pada orang lain.

Terkadang jika sepi pembeli, marawiah pulang sambil membawa barang jualannya ke rumah. Sebagian yang tidak laku diberikan ke tetangga atau dimasak sendiri.

Marda, salah satu pelanggan setianya mengaku salut pada Marawiah. Meski sudah berusia lanjut, namun nenek mampu berjualan ikan dan sayur mayur dengan cara dipikul, dan berjalan keliling kota.

"Dia perempuan hebat, sudah puluhan tahun berjuang hidup dengan cara memikul jualan sambil jalan kaki menyusuri lorong demi menyambangi pelangganya, dan Marwiah tampak tetap sehat," ujar Marda.

Menurut tetangganya, sebenarnya Marwiyah sudah harus beristirahat, namun karena desakan ekonomi, perempuan udzur ini masih harus bekerja membanting tulang demi menghidupi anak dan empat cucunya.

"Dia perempuan ulet, meski sudah tua masih harus berjuang menghidupi anak dan empat cucunya seorang diri," kata Sumiati.

Marwiah hanya berharap angsuran utang berupa modal usaha Rp 100 ribu yang dipinjam dari sebuah koperasi bisa dibayar dari keuntungan usahanya setiap hari. Selebihnya digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan dapur lainnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Marawiah, Nenek Perkasa Asal Polewali Mandar

Dengan url

http://inadequatechildnutrition.blogspot.com/2012/12/marawiah-nenek-perkasa-asal-polewali.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Marawiah, Nenek Perkasa Asal Polewali Mandar

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Marawiah, Nenek Perkasa Asal Polewali Mandar

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger