Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo (kiri) didampingi Irwasum Polri, Komjen Fajar Prihantoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/6/2012). Rapat membahas berbagai persoalan aktual salah satunya kerusuhan di Jayapura, Papua. | KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo mengakui program deradikalisasi bagi para pelaku aksi terorisme belum berjalan optimal. Hal itu disampaikan Timur dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR, Senin (16/9/2013), di Gedung Parlemen, Jakarta.
"Deradikalisasi sudah dilakuan tapi hasilnya belum optimal," kata Timur.
Ia menjelaskan, saat ini masih ada pelaku teroris yang kembali terlibat dalam aksi terorisme meski telah menjalani hukuman. Timur meminta instansi terkait, seperti Kementerian Agama ataupun organisasi kemasyarakatan dilibatkan dalam program deradikalisasi tersebut.
Lebih jauh, Timur juga meminta pada Komisi III agar program deradikalisasi pada pelaku teroris diperkuat oleh Undang-Undang. Tujuannya adalah agar program tersebut bisa berjalan masif dan memiliki panduan yang jelas.
"Program deradikasliasi belum diatur di dalam Undang-Undang, tetapi Polri menganggap perlu dilakuakn secara berkelanjutkan dalam rangka pencegahan," tandasnya.
Editor : Caroline Damanik
Anda sedang membaca artikel tentang
Kapolri Akui Program Deradikalisasi Belum Optimal
Dengan url
http://inadequatechildnutrition.blogspot.com/2013/09/kapolri-akui-program-deradikalisasi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kapolri Akui Program Deradikalisasi Belum Optimal
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kapolri Akui Program Deradikalisasi Belum Optimal
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar