RABAT, KOMPAS.com - Eksotika benua Afrika ternyata mampu menaklukkan jaringan hotel Amerika. Adalah Ritz-Carlton yang berencana membuka dua hotel di Afrika Utara, tepatnya di Rabat dan Marrakech, Maroko.
Warisan alam Rabat yang eksotis, berpadu harmonis dengan lokasi yang unik di dalam kawasan golf (golf estate) kelas dunia. Ini akan sangat menarik minat wisatawan dari seluruh dunia terutama kalangan "jet set".
-- Herve Humler
Ritz-Carlton Rabat yang dimiliki oleh Sienna Investment Group akan resmi beroperasi pada Desember 2014. Lokasinya dekat dengan The Royal Golf Dar Es Salam. Hotel ini berkonsep resor yang berisi 120 kamar dan 20 villa dan menargetkan kalangan elit di seluruh dunia.
"Warisan alam Rabat yang eksotis, berpadu harmonis dengan lokasi yang unik di dalam kawasan golf (golf estate) kelas dunia. Ini akan sangat menarik minat wisatawan dari seluruh dunia terutama kaum jet set," CEO Ritz Carlton Herve Humler.
Sedangkan Ritz-Carlton Marrakech dimiliki oleh Jenan Amar, sebuah perusahaan investasi Saudi Arabia. Fasilitas penginapan ini menempati area di sekitar Lapangan Polo Jenan Amar, sebuah spot pariwisata paling popular di wilayah Marrakech.
Ritz-Carlton Marrakech sangat eksklusif dengan jumlah kamar terbatas. Hanya terdapat 60 kamar tipe suites, 20 villa, bar, restoran dan spa eksklusif. Godwin Austen Johnson merancang properti yang dijadwalkan beroperasi pada kuartal 3 tahun 2016 ini. Konstruksinya sendiri akan dimulai akhir tahun 2013.
Dua hotel anyar ini menggenapi dua properti lainnya yang sudah lebih dulu beroperasi. Mereka adalah Ritz-Carlton Tunis dengan 129 suites dan Ritz Carlton Tamuda Bay yang berisi 98 kamar mewah, 35 villa lengkap dengan kolam dan lapangan golf 18 lubang karya Jack Nicklaus.
Dengan demikian, di wilayah Afrika Utara, Ritz-Carlton mengelola empat hotel yang masing-masing menawarkan keunikan dan cita rasa yang berbeda, baik lokasi, maupun arsitektural.
Humler menambahkan, ekspansi di wilayah Afrika Utara ini merupakan strategi masa depan mereka yang terus bertumbuh.
